Ibukota Indonesia – Di berada dalam perbincangan tentang masa depan kegiatan ekonomi Indonesia, istilah "bonus demografi" banyak muncul.
Fenomena ini dianggap sebagai prospek besar untuk kemajuan negara, namun juga dapat berubah menjadi tantangan tersendiri.
Bonus demografi sendiri merujuk pada kondisi pada saat jumlah agregat penduduk usia produktif lebih lanjut berbagai daripada penduduk usia non-produktif.
Meskipun begitu, pemanfaatan kesempatan ini memerlukan perencanaan lalu kebijakan yang tersebut matang agar dapat memberikan faedah yang mana maksimal.
Apa itu bonus demografi
Dilansir dari BPS, sejak tahun 2012 hingga 2035 Indonesia diperkirakan memasuki masa bonus demografi dengan periode puncak antara tahun 2020-2030. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah total penduduk usia produktif yang digunakan mencapai dua kali lipat jumlah agregat penduduk usia anak serta lanjut usia.
Jumlah penduduk usia produktif yang digunakan besar menyediakan sumber tenaga kerja, pelaku usaha, dan juga konsumen potensial yang dimaksud sangat berperan di percepatan pembangunan.
Bonus Demografi merujuk pada sebuah fenomena penambahan jumlah total penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang digunakan menyebabkan keuntungan bagi perekonomian suatu wilayah.
Kelompok penduduk ini dapat berubah menjadi motor penggerak pada pemanfaatan sumber daya juga teknologi sehingga output perekonomian dapat meningkat.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada publikasinya yang dimaksud berjudul Analisis Profil Penduduk Indonesia menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang mana positif antara persentase banyaknya penduduk usia produktif dan juga PDRB per kapita.
Provinsi dengan komposisi penduduk usia produktif yang besar cenderung miliki nilai PDRB per kapita yang digunakan besar juga. Dari tahun ke tahun, jumlah total penduduk Tanah Air setiap saat bertambah, dan juga ini berubah jadi dasar penting pada perencanaan sektor ekonomi masa depan.
Dampak positif bonus demografi:
- Pertumbuhan ekonomi: Jumlah penduduk usia produktif yang dimaksud besar dapat meningkatkan konsumsi lalu investasi, yang digunakan pada gilirannya memacu perkembangan ekonomi.
- Peningkatan prospek tenaga kerja: Bonus demografi membuka potensi bagi sejumlah individu untuk mendapatkan pekerjaan, yang dimaksud dapat menghurangi tingkat pengangguran kemudian meningkatkan kualitas hidup.
- Perkembangan sektor pemerintah: Peningkatan jumlah total tenaga kerja usia produktif dapat mengupayakan sektor-sektor pemerintah, seperti lembaga pendidikan dan juga kesehatan, untuk mengalami perkembangan guna memenuhi keinginan masyarakat.
Tantangan bonus demografi:
- Peningkatan pengangguran: Jika lapangan kerja bukan dapat menerima jumlah keseluruhan tenaga kerja yang dimaksud meningkat, dapat berjalan peningkatan nomor pengangguran.
- Ketidakseimbangan kualitas lalu kualifikasi SDM: Jumlah tenaga kerja yang digunakan besar dapat menyebabkan persaingan yang ketat, lalu apabila kualitas institusi belajar tiada memadai, dapat mengakibatkan ketidaksesuaian antara keterampilan yang mana dimiliki tenaga kerja dengan permintaan pasar.
- Penuaan penduduk (aging population): Jika bonus demografi tidak ada dimanfaatkan dengan baik, dapat berjalan peningkatan jumlah total penduduk usia lanjut dalam masa depan, yang digunakan dapat membebani sistem jaminan sosial dan juga layanan kesehatan.
Artikel ini disadur dari Mengenal bonus demografi, manfaat dan tantangannya