Ibukota – Kabar duka datang dari bola balap Formula 1, yakni eks pemilik pasukan F1, Eddie Jordan, meninggal planet pada usia 76 tahun. Ia dikenal sebagai sosok yang dimaksud berpengaruh di bola balap juga sukses menghadirkan pasukan independen-nya bersaing di dalam turnamen Formula 1.
Eddie Jordan menghembuskan napas terakhir di Cape Town pada Kamis (20/3), pasca lama berjuang menghadapi tumor ganas prostat agresif. Ia berpulang dengan tenang, dikelilingi oleh keluarganya.
Keluarga sudah mengonfirmasi kabar kepergian Eddie. Dalam pernyataan resminya, merekan menyampaikan, "Dengan kesedihan yang dimaksud mendalam, kami mengumumkan bahwa Eddie Jordan OBE, mantan pemilik grup Formula 1, komentator televisi, lalu pengusaha, sudah pernah meninggal globus dengan tenang ke Cape Town pada dini hari 20 Maret 2025."
Sebelumnya, pada Desember lalu, Eddie sempat berbagi kisah tentang status kesehatannya. Ia mengungkapkan bahwa dirinya mengidap neoplasma kandung kemih lalu prostat, yang kemudian menyebar ke tulang belakang juga panggul-nya.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga juga beraneka pihak yang mana mengenalnya. Meski demikian, kiprah-nya di bola balap akan selalu dikenang. Lalu, seperti apa sosok Eddie Jordan yang mana pernah berubah menjadi pemilik pasukan F1? Berikut profil lengkapnya, yang dimaksud sudah pernah dilansir dari beragam sumber.
Profil Eddie Jordan
Eddie Jordan, yang akrab disapa EJ, memiliki nama lengkap Edmund Patrick Jordan. Ia lahir dalam Dublin, Irlandia, pada 30 Maret 1948. Sosoknya dikenal luas sebagai seseorang pengusaha, mantan pembalap, dan juga komentator televisi. Namanya mencuat di dalam bumi balap pasca mendirikan serta miliki tim Jordan Grand Prix, yang tersebut berlaga pada kompetisi Formula 1 dari tahun 1991 hingga 2005.
Awal keberadaan juga pendidikan
Pada tahun 1963, Eddie sempat menyatakan keinginannya untuk bermetamorfosis menjadi individu pendeta. Keputusan yang disebutkan mendapat dukungan penuh dari penduduk tuanya. Namun, dua tahun kemudian, ia membatalkan niatnya kemudian memilih melanjutkan studi di dalam Universitas Dublin dengan jurusan kedokteran gigi.
Meski begitu, perjalanannya pada planet akademik tiada berlangsung lama. Pada tahun 1966, Eddie memilih pergi dari dari universitas juga mengikuti kursus akuntansi selama enam minggu di College of Commerce, Dublin.
Setelah menyelesaikan kursus tersebut, ia bekerja dalam Bank Irlandia cabang Mullingar selama empat tahun sebelum dipindahkan ke cabang Camden Street, Dublin. Namun, pada tahun 1970, krisis perbankan melanda Irlandia.
Situasi ini menghasilkan Eddie mengundurkan diri dan juga bergabung dengan Jersey Electricity Company. Pada tahun yang tersebut sama, ia secara tidaklah sengaja menyaksikan kompetisi balap di Bouley Bay Hill Climb. Dari situlah, ketertarikan-nya terhadap planet balap mulai tumbuh.
Karir balap serta awal kiprah ke bumi motorsport
Setelah kembali ke Dublin, Eddie mulai menekuni dunia balap dengan mengikuti turnamen karting pada Irlandia. Keputusannya membuahkan hasil, ia berhasil berubah jadi juara nasional pada musim 1971.
Demi tantangan yang tersebut lebih banyak besar, ia pindah ke event Formula Atlantic pada 1976. Dua tahun berselang, ia menorehkan prestasi dengan menjuarai turnamen nasional Irlandia di Formula Atlantic menggunakan mobil Chevron B29.
Tidak belaka berkarir sebagai pembalap, Eddie juga mulai menjajaki dunia kegiatan bisnis pada bidang balap. Pada 1979, setelahnya menikahi Marie McCarthy, ia mendirikan Jordan Racing kemudian menetap pada dekat Sirkuit Silverstone, Inggris.
Bisnis yang tersebut ia jalankan tumbuh pesat, khususnya di turnamen Formula 3 Inggris, di mana timnya rutin meraih kemenangan. Pada 1985, Eddie semakin melebarkan sayap dengan memasuki turnamen Formula 3000 (F3000). Ia pun menjalin kemitraan dengan Reynard Racing dari Amerika Serikat.
Kolaborasi ini memunculkan banyak pencapaian gemilang. Johnny Herbert sukses berubah jadi juara F3 Inggris pada 1987, sementara Jean Alesi meraih penghargaan juara F3000 pada 1989.
Perjalanan di dalam Formula 1 serta akhir kiprah Jordan Grand Prix
Dalam menjalankan tim Formula 1, Eddie selalu mencoba mencari cara untuk permanen bertahan, termasuk dengan mencari sponsor dan juga tenaga tambahan bagi timnya. Namun, perjalanan tim Jordan Grand Prix tiada selalu mulus. Memasuki tahun 2004, kesulitan finansial mulai menghantam akibat minim-nya sponsor.
Pada akhir tahun itu, Eddie akhirnya berjualan timnya terhadap pelaku bisnis selama Rusia, Alex Shnaider. Tidak berselang lama, kelompok yang dimaksud kembali berpindah tangan ke pemilik baru.
Kini, kelompok yang dulunya didirikan oleh Eddie Jordan dikenal dengan nama Force India, pasca dibeli oleh individu miliarder selama India. Meski tak lagi berpartisipasi di dunia balap sebagai pemilik tim, nama Eddie Jordan permanen dikenang sebagai sosok yang dimaksud menghadirkan semangat pembaharuan serta kegigihan di Formula 1.
Artikel ini disadur dari Profil eks bos tim F1 legendaris, Eddie Jordan, tutup usia di 76 tahun