Sekjen PBB hingga Presiden Brazil akan hadiri pemakaman Paus

Sekjen PBB hingga Presiden Brazil akan hadiri pemakaman Paus

Perserikatan Bangsa-Bangsa – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kemudian sebagian pemimpin dunia akan mengunjungi upacara pemakaman Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Hari Sabtu (26/4) mendatang

“Sekretaris Jenderal PBB akan berangkat ke Roma untuk hadir di pemakaman Paus Fransiskus,” kata juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric, Selasa (22/4).

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga mengonfirmasi kehadirannya pada pemakaman Paus Fransiskus, yang tutup usia pada usia 88 tahun dikarenakan stroke yang dimaksud disertai gagal jantung.

Pangeran William dari Wales pun akan hadir untuk mewakili ayahnya, Raja Inggris Charles III.

Kanselir Jerman Olaf Scholz kemudian Presiden Frank-Walter Steinmeier akan turut hadir di pemakaman Paus Fransiskus, menurut laporan surat kabar Stuttgarter Nachrichten.

Sementara itu, Presiden Negeri Paman Sam Donald Trump dijadwalkan terbang menuju Vatikan pada hari terakhir pekan pagi (25/4) waktu Washington D.C. untuk mengunjungi pemakaman Paus dengan syarat Argentina tersebut.

"Presiden akan berangkat dari Washington pada hari terakhir pekan pagi kemudian kembali ke Amerika Serikat pada Hari Sabtu malam, setelahnya upacara pemakaman," kata juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, Selasa.

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva didampingi Ibu Negara Rosangela Lula da Silva juga dilaporkan akan mengunjungi upacara pemakaman itu.

Pada Hari Senin (21/4), Presiden Lula menyampaikan belasungkawa menghadapi meninggalnya Paus Fransiskus dan juga mengumumkan masa berkabung nasional selama seminggu di Brazil.

Takhta Suci mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus pada Mulai Pekan pagi, dalam kediamannya pada Casa Santa Marta, Vatikan.

Pemakaman pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu akan diadakan dengan prosedur yang disederhanakan, sesuai revisi Ritus Pemakaman untuk Paus Roma (Ordo Exsequiarum Romani Pontificis) yang disetujuinya pada 2024.

Mendiang Fransiskus mengajukan permohonan agar jenazahnya ditempatkan di peti kayu simpel tanpa hiasan khusus, melainkan hanya saja bertuliskan “Franciscus”.

Ia pun mengakhiri tradisi para pendahulunya yang dimaksud lazimnya menggunakan tiga lapis peti terhenti yang digunakan terdiri dari kayu cemara, timah, serta kayu elm.

Sebaliknya, Fransiskus ingin jenazahnya ditempatkan di satu peti kayu berlapis seng.

Berbeda dengan paus-paus sebelumnya yang digunakan dibaringkan pada peti mewah yang tersebut diletakkan di melawan podium persemayaman yang dimaksud disebut catafalque, Paus Fransiskus ingin disemayamkan pada peti simpel serta terbuka agar umat beriman bisa saja mengamati serta mendoakannya.

Sesuai wasiatnya, Paus Fransiskus akan dimakamkan pada Basilika Santa Maria Maggiore dalam Roma, Italia, alih-alih ke Basilika Santo Petrus, Vatikan—di mana sebagian besar paus dimakamkan.

Sumber: RIA Novosti/Sputnik

Artikel ini disadur dari Sekjen PBB hingga Presiden Brazil akan hadiri pemakaman Paus