DKI Jakarta – Sama seperti hewan peliharaan lainnya, kucing juga berisiko mengalami beraneka jenis penyakit. Kondisi ini mampu disebabkan oleh daya tahan tubuh yang digunakan menurun, infeksi bakteri, maupun serangan virus tertentu.
Ada banyak factor yang tersebut dapat membuat gangguan jiwa keseimbangan pada kucing. Biasanya, gejala awal yang tersebut muncul antara lain kucing bermetamorfosis menjadi kurang aktif, kehilangan nafsu makan dan juga minum, bulunya mulai rontok, atau terlihat ruam pada kulitnya.
Jika tanda-tanda ini mulai tampak, penting untuk segera membawanya ke dokter hewan agar sanggup mendapat penanganan yang tersebut tepat sesuai kondisinya. Oleh oleh sebab itu itu, sebagai pemilik, Anda harus waspada jikalau kucing menunjukkan perilaku yang mana tak biasa. Berikut ini beberapa jenis penyakit pada kucing yang dimaksud penting Anda ketahui.
Jenis-jenis penyakit kucing yang mana rutin terjadi
1. Serangan Kutu
Kutu merupakan salah satu permasalahan umum yang digunakan menyerang lapisan kulit kucing, teristimewa ke area leher, punggung, kemudian wajah. Kucing yang digunakan terinfeksi biasanya akan terlihat bukan tenang juga banyak menggaruk bagian tubuhnya.
Penyakit ini bersifat menular dan juga dapat menyebar ke kucing lain maupun hewan peliharaan lainnya. Tanda-tandanya antara lain muncul bentol juga ruam pada dermis di jumlah agregat banyak.
2. Gangguan pada mata
Infeksi mata atau konjungtivitis merupakan penyakit yang mana kerap dialami kucing akibat kotoran, alergi, atau infeksi bakteri. Ciri-cirinya meliputi mata berwarna merah, berair, pembengkakan pada kelopak, juga kucing terlihat kehilangan nafsu makan. Jika dibiarkan, keadaan ini sanggup makin parah kemudian menciptakan kucing tidak ada nyaman.
3. Infeksi cacing
Cacingan bisa saja berjalan jikalau kucing mengonsumsi makanan atau benda yang dimaksud terkontaminasi. Salah satu gejalanya adalah penurunan berat badan secara drastis, kucing bermetamorfosis menjadi lemas, dan juga terkadang terlihat cacing pada kotorannya. Segera konsultasikan ke dokter hewan agar kucing dapat mendapatkan penanganan secepatnya.
4. Reaksi alergi
Kucing juga bisa jadi mengalami alergi, biasanya akibat paparan debu, tungau, makanan tertentu, atau gigitan serangga. Simptom yang dimaksud muncul meliputi lapisan kulit gatal, ruam, bahkan mampu menyebabkan kerontokan bulu atau infeksi lain apabila terus digaruk.
5. Tungau pada telinga
Infeksi telinga akibat tungau cukup kerap terjadi. Parasit ini tumbuh lambat namun mampu menyebabkan peradangan kritis di dalam telinga. Tandanya kucing rutin menggaruk telinga, tampak gelisah, dan juga muncul cairan gelap berbau dari di telinganya.
6. Kesulitan saluran kemih
Infeksi saluran kencing bagian bawah dapat menyebabkan kucing merasa sakit pada waktu buang air kecil. Gejalanya dalam bentuk kesulitan pada waktu kencing, mengeong sebab kesakitan, kemudian banyak ke kotak pasir tanpa hasil. Penyebabnya dapat dalam bentuk infeksi bakteri, kristal, stres, atau luka pada saluran kemih. Penanganan medis diperlukan untuk menjaga dari komplikasi.
7. Skabies (gudik)
Skabies adalah infeksi lapisan kulit akibat tungau, juga bisa saja menular ke hewan lain bahkan manusia. Salah satu jenis tungau yang digunakan menular ke manusia adalah Sarcoptes scabiei. Gejalanya terdiri dari ruam, bintik-bintik, epidermis kering kemudian bersisik. Umumnya ditularkan melalui kontak langsung, teristimewa pada tempat banyak seperti pet shop atau shelter.
8. Infeksi jamur (ringworm)
Ringworm adalah infeksi jamur pada lapisan kulit yang dimaksud umum terjadi, khususnya di dalam iklim lembap seperti Indonesia. Gejalanya mencakup bercak pitak berbentuk bulat, dermis bersisik, lalu kerontokan bulu, khususnya dalam area kepala, telinga, serta kaki. Jamur ini sangat sederhana menyebar lalu perlu segera ditangani agar tidaklah meluas ke bagian tubuh lain.
Artikel ini disadur dari Waspadai 8 penyakit yang sering menyerang kucing